Thursday 1 August 2013

Mengatasi Panas setelah Imunisasi

Pengalaman Sahabat

Manfaat imunisasi tidak diragukan lagi. Tapi beberapa ibu khawatir anaknya demam setelah munisasi. Pengalaman tiga ibu berikut ini mungkin dapat membantu anda. ASI Obat Paling Pasti
Sepulang imunisasi tiba-tiba anak saya rewel, suhu tubuhnya meningkat 37,4 derajat celsius. Saya sedih; kemudian berusaha menghubungi dokter yang mengimunisasi anak saya tetapi teleponnya sibuk. Saya berusaha tetap tenang dan menggendong Olivia (5 bulan). Lagi pula menurut beberapa teman, demam adalah reaksi yang wajar setelah anak mendapatkan vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus).

Saya tidak memberi obat penurun panas kala itu. Selain tidak ada persediaan obat penurun panas di rumah, saya ragu memberi obat kepada bayi saya yang masih kecil. Terlebih petunjuk dokter belum saya dapat. Sementara itu, saya terus menyusui Olivia dan ia tampak lebih tenang saat disusui.
Setelah enam jam berlalu, suhu tubuh Olivia sudah kembali normal. Ia juga bisa tidur lelap. Akh, apakah ini karena ASI atau memang tubuh Olivia bisa mengatasi demam yang melandanya? Saya tidak begitu yakin. Tapi saya merasa bahwa dengan memberi ASI lebih banyak, Olivia mendapatkan banyak cairan dan energi untuk melawan demam. Mungkin, ASI adalah obat paling "pasti" bagi bayi!
Ny. Wianda Barus, ibu dua anak, Jakarta
Kompres Hangat, Bukan Kompres Pakai Es
Saya sempat “gusar” ketika anak saya Tina (4 bulan) demam gara-gara imunisasi. “Mau sehat kok anak malah sakit,” pikir saya. Saat itu saya tak ingin lagi Tina diimunisasi. Tetapi setelah membaca beberapa artikel di majalah, ternyata demam hanyalah dampak dari reaksi tubuh terhadap vaksin yang sudah dimasukkan. Sementara itu jika anak tidak diimunisasi mempunyai lebih besar resiko terkena penyakit yang mematikan. Tentu, saya tak ingin hal buruk terjadi pada Tina. Jadi saya pikir tak apalah demam supaya kelak Tina lebih aman.
Untuk mengatasi demam saya kompres bayi mungil saya dengan air hangat tidak dengan air es. Hampir semalaman saya mengompres Tina bergantian dengan papanya. Syukurlah, menjelang subuh demam Tina reda. Esok harinya bayi saya sudah kembali bugar dan tidak terlihat sakit.
Ny. A. Hernawati, ibu satu putri, Bandung
Sedia Obat sebelum Terlambat
Panik, bingung, lalu ikut menangis. Itulah yang saya lakukan ketika anak pertama saya yang baru berusia 4 bulan demam setelah mendapatkan vaksin DPT. Padahal sebelumnya dokter sudah memberitahu, bahwa anak saya mungkin demam pasca imunisasi. Tetapi, tetap saja saya panik. Lebi-lebih saat itu anak saya, Cut Aisyah menangis dan rewel terus.
Syukurlah, dokter anak telah memberikan resep obat penurun panas sebelumnya. Saya memberi Cut Aisyah obat penurun panas sesuai dosis anjuran dokter. Tidak lama kemudian, demamnya mulai turun. Saya pun lega. Sejak sekarang saya selalu menyediakan obat penurun panas di rumah. Jadi setiap kali anak saya diimunisasi dan mengalami demam saya tidak perlu khawatir lagi.
Ny. Gugun Rusmayanti 26 tahun, ibu satu putri, Bintaro, Jakarta
Tanggapan dokter:
Tak disangsikan lagi, imunisasi adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko sakit, cacat dan kematian. Sekarang masalahnya, beberapa jenis imunisasi memang memberi efek samping, termasuk demam. Bagaimana mengatasinya?
Demam terjadi karena anak disuntik dengan vaksin berisi kuman hidup yang dilemahkan. Vaksin yang menyebabkan demam misalnya DTPw (terutama komponen Pw atau Pertussis whole cell, batuk rejan, batuk 100 hari), dan vaksin campak. Demam bisa sedikit saja, namun kadang-kadang bisa tinggi juga. Nah demam tinggi ini menyebabkan anak lesu, kurang nafsu makan sehingga kuatir akan terjadi dehidrasi atau kurang cairan, kadang dapat menyebabkan kejang demam pada beberapa anak yang sensitif.
Bagaimana cara mengatasi demam? Sebenarnya demam yang tidak terlalu tinggi, sekitar 38oC, tidak memerlukan obat. Cukup dengan memberinya ASI atau minum air yang lebih banyak dari biasanya agar anak tidak mengalami dehidrasi. Udara sekitar dipertahankan 24oC agar anak merasa nyaman. Kompres hangat dengan air sekitar 29-33oC cukup membantu. Bila demam tinggi sampai 39oC, beberapa ibu memilih untuk memberikan parasetamol sebagai penurun demam. Sesuai pengalamannya, dokter juga mempunyai pilihan sendiri dalam memberi obat penurun demam. Ada yang memberikan sebelum imunisasi, ada yang memberi setelah imunisasi, ada juga yang memberikannya hanya bila terjadi demam.
Beberapa perusahaan juga sudah memproduksi vaksin DTaP yang kurang menyebabkan demam, namun harganya amat mahal.
Untuk Ibu Wianda, Ibu Hernawati, dan Ibu Gugun terimakasih untuk masukannya yang sangat bermanfaat.

No comments: